Ahlan Wa Sahlan

Menulis Lebih dari upaya merangkai kata
Menulis Adalah Ikhtiar menemukan dan mengikat makna

Jumat, 18 November 2011

Sebuah Jalan Tanpa Hambatan


                                               SEBUAH JALAN TANPA HAMBATAN
BANYAK JALAN MENUJU ROMA, TAPI HANYA ADA SATU JALAN MENUJU KEBENARAN

Usah untuk memadamkan api Islam tidak pernah berhenti hingga kini. Melalui berbagai cara, mereka yang tidak senang dengan Islam dan mereka yang seudah keracunan pemikiran anti-Islam terus menghembuskan angin busuk yang bisa mempengaruhi fikrah ummat Islam.
Islam yang merupakan satu-satunya agama yang sangat ketat dalam aqidah tauhidnya, mendapat serangan pemikiran yang tiada henti-hentinya. Berbagai bentuk pemikiran untuk membengkokkan ajaran yang tegak lurus ini. Usaha ini dilakukan secara kontinyu, terus-menerus tiada henti hingga kini.
Itulah rahasianya, kenapa ummat Islam diwajibkan untuk membaca al-Fatihah berulang-ulang, minimal dalam setiap rakaat shalatnya. Dalam al-Fatihh itu ada do’a yang sangat penting yaitu “Ihdinash-shiraatal mustaqim”, mohon petunjuk agar diberi jalan yang lurus.
Do’a ini merupakan senjata bagi ummat Islam untuk menangkis segala upaya yang dilakukan berbagai pihak – baik dengan sengaja atau tidak – untuk membengkokkan ajaran Islam. Bukan seperti tuduhan Hamran Ambrie, seorang missionaris yang menyatakan bahwa ummat Islam itu belum menemukan jalan lurus yang dibuktikan dengan do’a mereka setiap hari, yaitu Ihdinash-shiraatal mustaqim.
Tudahan ini adalah salah besar. Ummat Islam bukannya belum menemukan jalan lurus, sebab ummat Islam itu sendiri merupakan jalan lurus :
itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri” (QS.At-Tubah:36)


Dalam ayat lain Allah berfirman :
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepda agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya):pada hari itu mereka terpisah pisah”(QS.Ar-Ruum:43)
Tidak ada keraguan sedikitpun di benak kit bahwa Islam merupakan agama yng lurus, bahkan merupakan satu-satunya agama yang lurus. Justru karena itu ada usaha terus-menerus yang dilakukan berbagai pihk untuk membengkokkannya. Mereka tidak rela melihat Islam dan ummatnya berada di jalan yang lurus ini. Mereka menghendaki agar ummat Islam menempuh jalan yang mereka lalui, yaitu jalan yang berkelok, melingkar-lingkar, bahkan terputus.
Suatu kali Rasulullah duduk berjongkok bersama sahabat-sahabat. Beliau mengambil sebatang kayu, kemudian membuat garis di atas tanah. Bersamaan dengan itu beliau membuat menyampaikan bahwa Islam itu ibarat garis lurus itu. Di kanan kirinya banyak sekali pintu jebakan. Setiap pintu dijaga oleh syetan yang merayu setiap pejalan. Barangsiapa mengambil jalan lurus ia selamat. Adapun yang tergiur untuk mengambil jalan di kanan kirinya, ia bakal masuk jurang.
“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?”(QS.Yuunus:32)
Syetan tidak sendirian dalam usahanya membelokkan manusia dari jalan Islam. Mereka dibantu kader-kadernya, yang terdiri dari jin dan manusia. Mereka bahu-membahu, bekerja sama, tolong-menolong guna mensukseskan program penghancuran.
Barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia tersesat dari jalan yang lurus”(QS.Al-Maa-idah:12)
Sebagai ajaran. Islam tidak bisa dibengkokkan oleh siapa pun. Dari sejak awal turunnya hingga sekarang. ajaran Islam tetap tegak lurus sesuai dengan aslinya. Allah memelihara orisinalitasnya.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (menjamin kesucian dan kemurniannya).”  (QS. Al-Hijr: 9)
Al-Qur'an sebagai sumber utama ajaran Islam telah dijamin oleh Allah kemurniaannya. Tidak setitikpun yang hilang dari al-Qur'an. demikian juga tak satu katapun yang menyusup ke dalamnya. Tidak ada pengurangan dan penambahan. walau hanya berupa titik atau harakat.
Tak mungkin ajaran lslam disusupi ajaran yang bathil, salah dan sesat. Al-Qur'an terbebaskan dari segala penyusupan.
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yanh tidak dihinggapi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji."(QS.. Fush-shilut: 42)
Oleh karenanya tidak perlu ada sedikitpun keraguan atas ajaran ini. Kesempurnaannya telah dijamin, demikian pula kelurusannya. Allah menjamin kesempurnaannya. ketika menurunkan wahyu terakhir kepada Rasul-Nya. Allah berfirman, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku. dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maa-idah: 3)
Sebagai ajaran yang sempurna, Islam tidak perlu lagi mendapatkan tambahan dari luar. Dengan Islam saja seluruh permasalahan hidup -mulai dari kehidupan pribadi. rumah tangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta berkehidupan secara internasional- akan bisa diatasi. Tidak satu aspek kehidupanpun -mulai dari kehidupan ritual. moral. sosial budaya, politik, ekonomi, dan segala macamnya- yang tertinggal dari  al-Qur'an. Semua telah tercakup dalam ajaran mulia ini. Tinggal kemampuan kita untuk menggalinya.
Kelurusan ajaran islam juga menjadi jaminan Allah. Tidak mungkin ajaran ini bengkok. Allah bertirman:
Sesungguhnya teleh datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab (al- Qur’an) yang menerangkan. Dengan kitab iutlah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seijin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”(Q S . A l-Maa-idah: l.5- 16)
Islam adalah jalan lurus menuju ridha Ilahi. Tidak ada jalan alternatif selain Islam. Jika ingin selamat. hanya Islam jalurnya, Inilah satu-satunya agama yang mendapat jaminan langsung dari Allah akan kemurnian. keselamatan, dan kelurusannya.
Sebagai ajaran, Islam tidak mungkin terkotori oleh ulah tangan-tangan kotor. la bersih dan suci dari orang-orang jahil. Setiap usaha yang hendak menodai kesuciannya pasti berhasil dibongkar. Siapapun yang melakukannya.
Meskipun demikian bukan berarti bahwa ajaran Islam terbebas sama sekali dari ancaman pembengkokan. Orang-orang kafir beserta jajarannya akan terus berusaha membengkokkan ajaran Islam, dengan berbagai cara. Mulai dari cara yang halus hingga yang paling kasar, dari cara yang sederhana hingga yang paling canggih. Baik dengan kata-kata maupun sikap perbuatan.
"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci."(QS. Ash-Shaaf: 8)
Sebagai ajaran, lslam memang tidak bisa dibengkokkan. Oleh karena setiap usaha untuk membengkokkan ajaran Islam pasti menemui kegagalan. Yang paling mungkin dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam upaya mereka membelokkan Islam adalah melalui penafsiran. Interpretasi terhadap ajaran Islam itulah yang seringkali dibelokkan.
Dalam bidang tafsir usaha membengkokkan lslam ini sudah dimulai sejak dulu sesudah wafatnya Nabi. Mereka memasukkan cerita-cerita Israiliyat dalam banyak buku tafsir. Dengan demikian mereka menyusupkan ajaran Yahudi. Karena kitab tafsir itu sampai sekarang menjadi referensi ummat Islam, maka pembengkokan pemahaman ini tetap berlanjut hingga kini.
Penulisan sejarah Islam nampaknya juga tidak terlepas dari ulah tangan-tangan jahil manusia. Mereka lakukan ini untuk merusak citra Islam yang telah berhasil membangun masyarakat yang adil makmur. Hal ini dapat dirasakan ketika mereka menjelentrehkan sejarah para sahabat, utamanya Khulafa-ur-rasyidin. Dalam tulisan sejarah ini tergambar seolah-olah antar mereka terjadi persoalan yang serius. Bahkan terkesan saling adu pengaruh dan kekuasaan. Ketika Ali terlambat membai'at Abu Bakar. maka dalam sejarah tergambarkan seolah-olah Ali juga berambisi menjadi khalifah (pimpinan). Apalagi kemudian disusul permusuhan antara Abu Bakar dari Fatimah, istri Ali dalam perkara tanah warisan ayahnya, Rasulullah saw. Diperkuat lagi dengan pepera ngan antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah, putri Abu Bakar.
Dalam sejarah juga digambarkan permusuhan yang demikian hebat antara kubu pro-Ustman dengan kubu pro-Ali bin Abi Thalib. Antar keduanya seakan-akan terjadi persaingan dalam memperebutkan kekuasaan. Pertanyaannya kemudian, sejelek itukah sifat dan perangai mereka, yang merupakan sahabat-sahabat utama binaan langsung Rasulullah?
Inilah salah cara cara canggih yang dilakukan oleh orang-orang kafir untuk menanamkan keraguan dikalangan ummat. Islam. Dalam hal ini. terus-terang. ini mereka telah cukup berhasil.
Kini pun upaya itu masih bisa berlangsung. Putra-putra terbaik umat Islam, yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan intelektual memadai, dikirim. ke barat untuk belajar banyak illnu. Mereka mempelajari sosiologi, juga filsafat. Bahkan sebagian mereka belajar Islam kepada Barat. Inilah kesempatan.terbaik bagi barat untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran yang pada hakekatnya berseberangan dengan lslam. Jika mengubah Islam melalui syari'at tidak mungkin, maka mereka menempuhnya melalui proses budaya dan pemikiran. Sehingga kita menjumpai orang Islam bahkan tokoh Islam terkemuka lebih barat dibanding dengan orang barat sendiri.
Dalam hal ini Islam tidak berubah sama sekali.la tetap tegak lurus sesuai dengan aslinya Akan tetapi telah terjadi perubahan dalam cara memahaminya. Penafsiran, yang tentu saja melibatkan proses intelektualisasi inilah yang mengalami pembengkokan. Anehnya, banyak ummat Islam yang tidak menyadari.
 Usaha pembengkokan lslam melalui pemikiran pada mulanya dipelopori oleh Ibnu Muqofta', penyair Parsi yang amat terkenal., Dialah yang mengarang kitab yang juga sangat terkenal yaitu Qalilah wa Dimnah. Salah salu sy'air karangan Ibnu Muqaffa' yang.kemudian sangat terkenal dan dihafal oleh orang Parsi adalah."Dua lebih Baik dari Satu:" Selama ini dia menyembunyikan arti sesungguhnya syair itu. Ketika didesak ia mengaku bahwa orang yang berkaki dua lebih kuat dari yang berkaki satu. Namun setelah diusut oleh pengadilan khalifah, maka terungkaplah bahwa yang dimaksudkan sebenarnya adalah 'Tuhan dua itu lebih baik ketimbang Tuhan satu (Tauthid)'.
Ketika Islam masuk ke negeri Parsi, pemikiran orang-orang Parsi jauh lebih maju dibandingkan orang-orang Arab yang membawa Islam. Karenanya, biarpun mereka masuk Islam. para cendikiawannya tetap mengomando pembengkokan ajaran Islam melalui syair yang ditulis maupun yang diucapkan.
Ibnu Muqoffa adalah salah stu contoh. Dengan sengaja ia memasukkan unsur-unsur kepercayaan Parsi, tuhan itu ada dua, yaitu Tuhan Gelap dan Tuhan Terang.
Menghadapi penyimpangan atau pembengkokan yang jelas dan gamblang sebagaimana contoh di atas akan lebih mudah. Kita mudah mengenali bentuk penyelewengan yang samar. Kita lebih sulit mengidentifikasi karena ajaran yang dipaksakan masuk tersebut telah berbaur dengan ajaran Islam itu sendiri. Ia masuk menyelinap, bahkan seringkali mengatasnamakan Islam.
Bagaimanapun juga kita memang harus waspada. Dalam segi aqidah, misalnya , tidak sedikit ajaran filsafat yang masuk mempengaruhi. Bila tida hati-hati, kita akan terjebak kepada kepercayaan yang dibangun oleh sistem di luar Islam, padahal sebenarnya kita telah mengutamakan hasil-hasil pemikiran yang bisa jadi justru bertentangan dengan prinsip aqidah Islam.
Media yang kini dimonopoli oleh barat tidak kecil sumbangannya terhadap upay pembengkokkan ajaran Islam. Melalui penyiarannya, mereka meracuni akal pikiran ummat Islam. Dengan berbagai cara, dalam berbagai kesempatan, secara halus dan canggih mereka memperburuk kepercayaan dan jalan pikiran ummat islam. Tujuan utamanya adalah menjadikan ummat Islam ragu terhadap ajarannya sendiri.
Bila ummat Islam sudah ragu terhadap ajarannya sendiri, maka kesempatan itu akan digunakan baik-baik untuk menanamkan nilai-nilai barat yang secara visual lebih meyakinkan dan menggiurkan. Inilah pekerjaan berat kita menghadapi abad ke-21 nanti.

 

Pilih Musuh dari Luar atau dari Dalam

Upaya perusakan terhadap ajaran Islam dilakukan oleh kaum kafir maupun ummat Islam sendiri
Tak kalah hebatnya dengan usaha-usaha yang dilancarkan orang-orang luar untuk membengkokkan ajaran Islam, dari dalam sendiri ternyata juga ada usaha serupa. Sengaja atau tidak, ternyata mereka juga sangat getol dalam usahanya.
Sebenarnya, keberadaan mereka sudah diprediksi oleh Nabi.Buktinya beliau pernah bersabda, `Ilmu ini akan dibawa dan dipelihara oleh orang-orang adil dari setiap generasi. Mereka ini akan membersihkannya dari penyimpangan kaum ekstrem, manipulasi kaum sesat, dan penafsiran orang yang jahil." (HR. Ibnu Jarir dan Tammam)
Dalam hadits ini disebutkan bahwa ada tiga golongan ummat yang selalu berulah untuk menyimpangkan ajaran Islam. Di samping itu ada juga segolongan yang selalu berusaha membersihkannya. Kelompok pertama yang terdiri dari tiga golongan serta kelompok kedua yang hanya terdiri dari satu golongan ini terus mengadakan perlawanan. Dari generasi ke generasi, mereka selalu ada dan melakukan aksinya.

KAUM EKSTREM

Menghadapi kaum ekstrem ini memang cukup repot. Mereka tidak pernah bisa diajak kompromi, kecuali bila semua orang mengikuti pendapatny yang diklaim sebagai kebenaran satu-satunya. Lebih susah lagi bila mereka sudah pada tingkatan menyalahkan orang lain bahkan mengkafirkannya.
Dikalangan kaum ekstrem, mengkafirkan orang itu sangat ringan. Orang yang tidak dinyatakan jahiliyah, yang tak sepandangan dinyatakan sesat, yang berbeda manhaj diklaim bid’ah, dan tak sejalan dicap kafir. Kalau sudah begini, mana mungkin bisa ketemu?
Segolongan kaum ini sangat peduli terhadap masalah bid’ah. Sebenarnya Islam sangat diuntungkan dengan kehadiran mereka. Akan tetapi karena sikapnya yang ekstrem sehingga kehadirannya malah menjadi pemicu perpecahan di kalangan ummat. Tidak hanya itu, mereka yang digolongan suka bid’ah, dianggap lebih berbahaya daripada orang Yahudi. Karenanya permusuhan mereka terhadap kelompok ini lebih keras dibanding perlawanan terhadap kaum Yahudi.
Andai saja mereka berpenampilan lebih santun, bersikap lebih lunak, dan lebih mengedepankan sikap bijaksana, maka da’wah memerangi bid’ah ini akan memperoleh dukungan lebih luas lagi. Sayang, mereka sudah dihinggapi sifat dan sikap kaum ekstrem, dengan ciri khas menganggap “paling benar”, maka hasilnya malah sebaliknya.
Islam adalah jalan terang, yang punya ciri lebih mengutamakan kelapangan dana kemudahan dalam segala aspek kehidupannya. Syari’at Islam telaha dirancang untuk memudahkan urusan manusia.
Sebaliknya, orang-orang ekstrem lebih senang memilih yang sempit dan berat. Mereka suka berlebih-lebihan dalam berbagai urusan, dalam hal aqidah, syari’ah, dan perilakunya. Mereka inilah yang disebut-sebut dalam Islam sebagai kelompok “al-Ghuluw”.
Allah swt mengecam sikap mereka dengan firman-Nya :
Hai Ahli Kitab,janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang dahulu yang telah sesat dan menyesatkan kebanyakan manusia, dan mereka sendiri telah tersesat dari jalan yang lurus”(QS.Al-maa-idah:77)
salah satu ciri mereka, masalah yang kecil sering dianggap prinsip. Soal memelihara jenggot saja sudah menjadikan mereka bersikap tegas dan keras. Orang yang memotong jenggotnya dianggap telah menyimpang dari ajaran Islam, dicap sebagai golongan bid’ah, yang tentu saja ujung-ujungnya adalah neraka. Karena soal jenggot mereka siap bersibak jalan, meskipun sebelumnya mereka adalah sahabat karib yang telah lama menjalin persaudaraan, bahkan sesama aktivis Islam.
Inilah susahnya menghadapi kaum ekstrem. Mereka susah diajak kompromi. Berat diajak diskusi, karena sudah menganggap dirinya paling benar. Mereka akan memaksakan kehendaknya kepada siapa saja, tanpa mau menerima pendapat, ide atau kebenaran dari orang lain.
Cara hidup ekstrem itu sebenarnya sangat menyiksa, menyengsarakan diri sendiri, dan pasti binasa. Bagaimana tidak, sedangkan mereka melihat segala sesuatu dengan perasaan benci, sakit.hati, dan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari. Di matanya, semua orang yang tidak sejalan dengan pemikirannya adalah salah sesat dan masuk ke neraka. Padahal bisa jadi orang-orang tersebut adalah ibu bapaknya, sendiri saudara kandungnya sendiri, mungkin juga anak dan istrinya sendiri. Bagaimana tidak.stres hidup seperti ini ?
Rasulullah mengingatkan, "Sungguh binasa.,orang-orang ekstrem” beliau mengulanginya tiga kali. (HR Muslim dari Ibnu Mas'ud)
Sikap kaku dan keras yang ditunjukkan melalui ceramah, tulisan, dan sikap mereka sering mengundang kontroversi, mengundang kebencian, dan permusuhan orang. Mereka memandang segala sesuatu dengan hitam-putih. Tidak ada warna lain. Mereka melihat golongannya sebagai kaum putih sementra yang lain hitam. Hitam itu identik dengan kesesatan. yang ujung-ujungnya adalah neraka jahanam. "Jangan sekali-kali.kamu bersikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama. Sebab, sikap seperti itulah yang membinasakan orang-orang dahulu sebelum kamu,” sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa-I, Ibnu Majah. AI-Hakim; Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas.

MANIPULASI ORANG SESAT

Sejak  Nabi Muhammad hingga sekarang pun upaya jenis yang satu ini tidak pernah ada habisnya. Semula orang berusaha memanipulasi ayat-ayat al-Qur'an dengan mengubah atau menambah-nambahi, atau mengurang-nguranginya. Tetapi ternyata upaya ini sama sekali tidak membuahkan hasil. Begitu. banyak ulama Islam yang hafal al-Qur'an sampai ke susunan kata serta tanda bacanya, sehingga, mereka tidak bisa dibohongi dengan sekecil apapun perubahan yang diada-adakan.
Setetah gagal lewat cara ini, mereka beralih menyerang asSunnah. Dalam bayangan mereka, akan cukup mudah untuk mengarang-ngarang kalimat dengan awal, ".Telah berkata Rasulullah saw, bahwa..." Mereka mengira akan bisa berhasil menyelewengkan ajaran Islam lewat cara.ini. . , ,
Secara logika, perkiraan orang-orang sesat ini,cukup masuk akal juga, karena ulama-ulama Islam baru berupaya mengumpulkan hadits-hadits Rasululah saw puluhan bahkan,ratusan tahun setelah meninggalnya Nabi saw. Dapat kita bayangkan betapa sulitnya mencari tahu perkataan-perkataan yang pernah diucapkan seseorang dalam jangka waktu sejauh itu. Sementara orang di jaman hidup Rasulullah itu tak ada lagi yang masih hidup barang satu pun.
Namun alhamdulillah. ternyata para ulama Islam telah melakukan segala macam upaya untuk mengatitisipasi; penyelewengan-penyelewengan seperti itu. Sama sekali tidak mudah untuk menjaga keabsahan hadits-hadits Rasulullah yang mereka  lakukan, hingga sampai ke urusan-urusan yang sekecil-kecilnya..
Setiap ulama ahli hadits bekerja mati-matian demi. memperoleh hadits yang sebenar-benarnya. Dalam,perkara isnad, misalnya begitu ketat mereka menyeleksinya. Prinsipnya adalah “Isnad (periwayatnya hadists dengan menyebut rangkaian perawinya) adalah bagian dari agama. Dan seandainya tidak ada isnad, niscaya orang dapat berkata apa saja sekehendak hatinya!”
Hadits yang tanpa sanad jelas mereka tolak mentah-mentah. Walaupun isinya Sangat baik sekali pun. Yang memiliki sanad pun dilanjutkan dengan diteliti perawinya satu per satu. Masing-masing perawi ini harus jelas jati dirinya, jelas pula riwayat hidupnya sejak lahir hingga meninggalnya. Plus tentang ibadah. akhlak, kejujuran, dan ketelitian serta kekuatan hafalannya.
Harus diketahui pula siapa guru-gurunya. Siapa pula kawan-kawannya. Dan tak ketinggalan siapa teman-temannya serta termasuk kelompok-manakah dia. Diteliti pula bagaimana pola pikirnya, bagaimana hubungannya dengan perawi-perawi lainnya. Ada pula tambahan kriteria keutamaan yang harus dimiliki para perawi, seperti terpercaya (tsiqah), jujur ('adil) dan , cermat (dhabith).
Untuk meneliti sekian banyak keterangan tersebut dari seseorang saja sudah sangat sulitnya, mengingat sang perawi pun telah meninggal lama. Apalagi meneliti sederet nama perawi hadits, sama sekali bukan hal ringan.Tetapi ini dilakukan dengan sangat teliti oleh para ulama. tanpa memberikan celah sedikit pun yang bisa disela oleh orang-orang yang berniat melakukan penyelewengan.
Seteliti ini pun perjuangan para ulama dalam mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah. tidak juga berhenti upaya orang-orang sesat untuk merusak kesuciannya. Hingga saat ini tidak sedikit beredar berbagai macam hadits yang tidak memenuhi syarat shahih.
Hadits-hadits meragukan ini dicampur-adukkan dengan hadits-hadits shahih dan beredar dalam buku-buku keilmuan yang dibaca masyarakat muslim, sehingga sulit untuk memilah lagi antara yang benar dan yang salah. Bahkan hadits-hadits dhaif pun masih ada yang dijadikan dasar hukum dalam berbagai persoalan. Memang, upaya orang-orang sesat yang dibantu syetan ini begitu gencarnya, begitu lihainya sehingga masuk ke sendi-sendi keilmuan kita tanpa kita sadari.

PENAFSIRAN ORANG-ORANG SESAT
Kejahatan dari upaya penafsiran orang-orang sesat ini sangat perlu kita waspadai, karena kenyataan membuktikan betapa banyak ummat Islam yang terpengaruh kejahatan ini tanpa sadar.Akibatnya pun bisa sangat fatal, hingga menjurus ke kemusyrikan. Menyelamatkan kesucian al-Qur'an dan hadits telah berhasil diupayakan selanjutnya orang beralih menyerang lewat pembelokan penafsiran-penafsiran ayat-ayatnya. Kemungkinan ini sangat mudah terjadi. mengingat penafsiran satu ayat saja bisa jauh berbeda di antara banyak ulama.
Kesalahan penafsiran bisa timbul akibat kekotoran hati seseorang, sehingga tidak bisa meresapi jiwa dan semangat Islam. Tidak pula bisa melihat hakikat-hakikat dengan mata hati yang bersih. Selanjutnya mereka tidak akan memperoleh pijakan ilmu yang kuat dan bersih yang menjadi syarat utama boleh tidaknya seseorang melakukan penafsiran.
Orang yang kotor hatinya seperti ini jumlahnva tidak sedikit. Baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi. Dengan lihai mereka menafsirkan al-Qur'an dan asSunnah berdasarkan hawa nafsu mereka sendiri. Selanjutnva mereka berusaha mempengaruhi segolongan masyarakat agar mau mengikuti pemahaman mereka itu.
Akibatnya. timbul kelompok-kelompok sesat dan aneka macam sekte yang menyempal pendapatnya hingga mengotori aqidah mereka .
Ada dua model jenis penyimpangan yang biasanya terjadi. Pertama jenis penyimpangan yang menyangkut aqidah seperti yang dialami kelompok-kelompok Khawarij, Mu'tazilah, Jahmiyah, Rafidhah.dan sebagainya. Juga seperti yang terjadi di Parsi, di mana kaum cendekiawan mempelopori penyimpangan penafsiran Islam dengan menyebarkan opini bahwa Tuhan itu dua. Ada Tuhan Terang dan Tuhan Gelap. Kata mereka. dua pasti lebih baik dari pada satu. Yang berkaki dua lebih baik dari pada yang berkaki satu.
Di masyarakat sekitar kita pun sering kita temukan keperaayaan-kepercayaan mistik, bid'ah, tahayul dan khurafat yang berakar dari. penyimpangan penafsiran. Seperti yang dikenal dalam masyarakat Jawa bahwa di bulan Sura (Muharram) banyak syetan bergentayangan menyebarkan penyakit pagebluk. Penyakit ini sangat ditakuti dan untuk menghindarinya harus dengan menyembelih hewan korban. Kemudian tumit hewan itu ditanam di pojok-pojok desa. Juga kulitnya dibagi-bagikan kepada masyarakat desa untuk dipaku di atas pintu guna menolak bala'. Begitu kuatnya kepercayaan ini mengakar, hingga harus dilaksanakan di samping masjid dan dipimpin oleh imam masjid.
Penyimpangan model kedua adalah di jalur akal. Biasanya juga dilakukan oleh para cendekiawan. yang dengan bekal kebolehan akalnya mereka mencari-cari penafsiran ayat yang disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Akhirnya orang-orang ini membentuk kelompok-kelonlpok 'Islam Modern' dengan aturan-aturan yang diambil dari al-Qur'an tetapi sudah disesuaikan dengan kemajuan jaman yang berkiblat pada budaya Barat. Maka muncullah apa yang dinamakan sekularisme.
Penyimpangan-penyimpangan yang diakibatkan kesalahan penafsiran ini sangat berbahaya. mengingat begitu halusnya merasuki pemikiran ummat sehingga tanpa disadari tiba-tiba sudah menyeret banyak orang ke dalamnya. Bukan tidak munkin pu!a pemikiran-pemikiran menyimpang ini akan sedang atau sudah menyerang kita. Upaya kita untuk mengatasinya adalah dengan senantiasa mempelajari Sejarah bersih yang telah dilalui Rasulullah. Kita pahami dan kita resapi lantas kita cocokkan dengan apa yang ada di masyarakat. Jika tidak cocok. kita perlu waspada.
~ . r.. ..-.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar